Tanggul Irigasi di Candra Jaya Dikeruk Alat Berat, Tanah Negara Diduga Dijual Seenaknya

Tulang Bawang Barat7Menit.com-Aset negara kembali jadi korban keserakahan. Di Tiyuh Candra Jaya, Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba), tanggul irigasi yang semestinya menjadi penopang ketahanan pangan justru dirusak dan dikeruk menggunakan alat berat. Lebih parah lagi, tanah hasil kerukan dimuat ke dalam truk dan dibawa entah ke mana tanpa kejelasan.(25/9/2025)

Nano, warga setempat yang mengaku pemilik lahan, berdalih bahwa tanah tersebut adalah miliknya. Ia bahkan dengan enteng menyebut pajak tanah masih ia bayar setiap tahun.
“Semua tanggul sekitar sini sudah dibongkar, tinggal punya saya yang belum karena masih ada pohon-pohon albasia. Tanggul irigasi ini sudah lama tidak dipakai, airnya tidak ngalir puluhan tahun. Tanah ini saya beli dulu dari Pak Ibrahim, jadi milik saya. Mau saya tutup karena tidak ada perbaikan,” ujarnya dengan santai.

Pernyataan Nano jelas menimbulkan tanda tanya besar. Bagaimana mungkin aset negara yang berupa saluran irigasi—yang dibangun dengan uang rakyat—bisa dengan mudah diakui sebagai tanah pribadi, lalu dikeruk begitu saja seolah tanpa aturan? Bahkan ia menyebut telah mendapat “lampu hijau” untuk menggunakan alat berat.

Camat Tulang Bawang Tengah, Achmad Nazaruddin, S.I.P., M.I.P., menegaskan bahwa pemerintah daerah berharap ada kepastian hukum terhadap aset irigasi.
“Harapan kami, OPD atau dinas terkait dapat memberikan sosialisasi dan ketegasan terkait status aset ini. Irigasi seharusnya dijaga untuk kepentingan pertanian dan ketahanan pangan, bukan malah dialihfungsikan seenaknya,” tegasnya.

Kasus ini menambah daftar panjang dugaan perampasan aset irigasi di Tubaba. Dari rumah permanen yang berdiri di bahu irigasi, pembangunan swalayan yang diduga menjorok ke lahan irigasi, hingga kasus pengerukan tanggul seperti di Candra Jaya.

Miris, ketika aset negara yang seharusnya mendukung program ketahanan pangan Presiden Prabowo Subianto justru dikuasai segelintir orang untuk kepentingan pribadi. Jika dibiarkan, bukan hanya petani yang merugi, tetapi juga masa depan pangan daerah ini yang dipertaruhkan.

Reporter : Jhn

Editor      : HL