Tulang Bawang Barat – 7Menit.com— Proyek pembangunan lima gedung bersama di kawasan Uluan Nughik Baduy, Kelurahan Panaragan Jaya, Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Lampung, menuai sorotan tajam. Para pekerja mengeluhkan sistem kerja yang dinilai tidak manusiawi dan terlalu menekan, terutama di bawah komando mandor proyek.
Seorang pekerja yang enggan disebut namanya mengungkapkan, para pekerja diwajibkan bekerja dari pukul 07.00 hingga 12.00, kemudian dilanjutkan pukul 13.00 hingga 17.00 setiap hari, tanpa adanya toleransi waktu istirahat, bahkan untuk menjalankan ibadah shalat Jumat.
“Jangankan istirahat sejenak, untuk shalat Jumat saja kami tidak diperbolehkan. Mandor mengatakan belum waktunya istirahat,” ujar sumber tersebut kepada media.
Ia menilai, perlakuan seperti itu sudah di luar batas kewajaran dan menandakan kurangnya rasa kemanusiaan dalam pengelolaan tenaga kerja di lapangan.
Saat dikonfirmasi, mandor proyek membantah keras tudingan tersebut. Ia menilai kabar itu hanya isu yang dibesar-besarkan.
“Itu tidak benar. Kami tetap memberi ruang bagi pekerja yang ingin istirahat atau merokok. Hanya saja, memang waktunya mepet, jadi pekerjaan harus dipacu,” jelasnya.
Ia juga menyebut, sebagian besar tenaga kerja berasal dari Tulang Bawang Barat, dan didominasi anak muda yang belum punya komitmen kerja yang kuat.
“Anak muda biasanya kerja setengah hari, besok bolos, sudah biasa. Beda dengan pekerja yang sudah berumur. Tapi kami tidak pernah memaksa. Siapa yang mau kerja, silakan. Siapa yang tidak mau, juga tidak masalah. Tapi saya kecewa, ada yang menyebarkan kabar seolah saya memperlakukan pekerja seperti zaman kompeni,” tegasnya.
Sengkarut proyek ini memunculkan pertanyaan besar soal pengawasan ketenagakerjaan di daerah. Apakah pemerintah daerah, khususnya dinas terkait, telah menjalankan fungsi pengawasan dan perlindungan hak-hak pekerja dengan maksimal?(Jhn)